Jumat, 28 Oktober 2016

                                                   ANALISIS SISTEM INFORMASI

Pengertian Analisis Sistem
Menurut Yogiyanto (1995) analisis sistem adalah penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan, kesempatan, hambatan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan.
Menurut Kristanto (2003) analisis sistem adalah suatu proses mengumpulkan dan menginterpretasikan kenyataan-kenyataan yang ada, mendiagnosa persoalan dan menggunakan keduanya untuk memperbaiki sistem.
Menurut Yogiyanto (1995) analis sistem (analis informasi) adalah orang yang menganalis sistem (mempelajari masalah-masalahan yang timbul dan menentukan kebutuhan pemakai sistem) untuk mengidentifikasikan pemecahan permasalahan tersebut.
Menurut Kristanto (2003) analis sistem adalah orang yang mempunyai kemampuan untuk menganalisis sebuah sistem, memilih alternatif pemecahan masalah dan menyelesaikan masalah tersebut dengan menggunakan komputer.
Peranan Analis Sistem
Analis sistem secara sistematis menilai bagaimana fungsi bisnis dengan cara mengamati proses input dan pengolahan data serta proses output informasi untuk membantu peningkatan proses organisasional. Dengan demikian, analis sistem mempunyai tiga peranan penting, yaitu :
1. Sebagai konsultan
2. Sebagai ahli pendukung
3. Sebagai agen perubahan
Tugas Analis Sistem
Adapun tugas-tugas yang dilakukan oleh seorang analis sistem adalah :
1. mengumpulkan dan menganalisis semua dokumen, file, formulir yang digunakan pada sistem yang telah berjalan.
2. menyusun laporan dari sistem yang telah berjalan dan mengevaluasi kekurangan-kekurangan pada sistem tersebut dan melaporankan semua kekurangan tersebut kepada pemakai sistem.
3. merancang perbaikan pada sistem tersebut dan menyusun sistem baru.
4. menganalisis dan menyusun perkiraan biaya yang diperlukan untuk sistem yang baru dan memberikan argumen tentang keuntungan yang dapat diperoleh dari pemakian sistem yang baru tersebut.
5. mengawasi semua kegiatan terutama yang berkaitan dengan sistem yang baru tersebut.
Penguraian dari suatu Sistem Informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan, kesempatan, hambatan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikannya.
Tahapan Analisis sistem
Tahap analisis merupakan tahap yang paling kritis dan sangat penting, karena kesalahan di tahapan ini akan menyebabkan kesalahan di tahap selanjutnya
Hasil dari analisis sistem adalah:
laporan yang dapat menggambarkan sistem yang telah dipelajari dan diketahui bentuk permasalahannya serta rancangan sistem baru yag akan dibuat atau dikembangakan.
Tujuan Analisis Sistem
Memberikan pelayanan kebutuhan informasi kepada fungsi manajerial di dalam pengendalian pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan
Membantu para pemngambil keputusan
Mengevaluasi sistem yang telah ada
Merumuskan tujuan yang ingin dicapai berupa pengolahan data maupun pembuatan laporan baru
Menyusun suatu tahap rencana pengembangan sistem
Yang perlu diperhatikan oleh Analisis Sistem
Mempelajari permasalahan yang ada secara terinci
Menentukan pendekatan yang akan digunakan dalam memecahkan masalah
Membuat suatu pertimbangan apakah perlu atau tidak menggunakan cara komputerisasi.
Langkah langkah dalam Pengerjaan Analisis sistem
Mengidentifikasi masalah
Mengidentifikasi penyebab masalah
Analisis sistem
Mengidentifikasi solusi dari masalah
Analisis Kebutuhan
Mengidentifikasi data apa dan proses apa yang dibutuhkan pada sistem baru.
Menentukan kebutuhan fungsional dan non-fungsional dari sistem baru
Kebutuhan fungsional
Menunjukkan what the system should do.
Menunjukkan fasilitas apa yang dibutuhkan serta aktivitas apa saja yang terjadi dalam sistem baru.
Kebutuhan fungsional mencakup:
Fungsi deskripsi kebutuhan
Laporan baik hardcopy maupun softcopy
Updating dan query online
Penyimpanan data, pencarian kembali dan transfer data
Kebutuhan Non Fungsional mencakup:
Waktu respon
Rata-rata waktu untuk kegagalan
Kebutuhan keamanan
Akses untuk pengguna yang tidak punya hak apa-apa, dicantumkan juga boleh
                                              

KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SISTEM

                                     KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SISTEM

Sebelum suatu sistem informasi dikembangkan, umumnya terlebih dahulu dimulai dengan adanya suatu kebijakan dan perencanaan untuk mengembangkan sistem itu. Tanpa adanya perencanaan sistem yang baik, pengembangan sistem tidak akan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

A.    KEBIJAKAN SISTEM
 
Kebijakan untuk mengembangkan sistem informasi dilakukan oleh manajemen puncak karena manajemen menginginkan untuk meraih kesempatan-kesempatan yang ada yang tidak dapat diraih oleh sistem lama.
Tugas komite pengarah terdiri dari:
    Mengkaji, menyetujui atau membuat rekomendasi yang berhubungan dengan perencanaan sistem, proyek-proyek sistem serta pengadaan perangkat keras, perangkat lunak dan fasilitas-fasilitas lainnya
    Mengkoordinasi pelaksanaan proyek sistem sesuai dengan rencananya
    Memonitor atau mengawasi kemajuan dari proyek sistem
    Menilai kinerja dari fungsi-fungsi sistem yang telah dikembangkan
    Memberikan saran-saran dan petunjuk terhadap proyek sistem yang sedang dikembangkan, terutama yang berhubungan dengan pencapaian sasaran sistem, sasaran perusahaan dan juga terhadap kendala-kendala yang dihadapi

B.    PERENCANAAN SISTEM
 
    adalah : estimasi dari kebutuhan-kebutuhan fisik, tenaga kerja dan dana yang dibutuhkan.
Perencanaan sistem dapat terdiri dari perencanaan jangka pendek yang periodenya 1-2 tahun dan perencanaan jangka panjang yang periodenya sampai dengan 5 tahun
 
    Proses Perencanaan Sistem
Merencanakan proyek-proyek sistem yang dilakukan oleh staf perencana sistem
    1.     Mengkaji tujuan, perencanaan strategi dantaktik perusahaan
    2.    Mengidentifikasikan proyek-proyek sistem
    3.    Menetapkan sasaran proyek-proyek sistem   
    4.     Menetapkan kendala proyek-    proyek sistem
    5.    Menentukan prioritas proyek-    proyek sistem
    Untuk menetapkan  perioritas proyek sistem harus memperhatikan kriteria rasional dan irrasional.
Kriteria rasional berupa :
•    Penghematan biaya yang diharapkan atau peningkatan keuntungan yang diharapkan dari masing2 proyek sistem.
•    Kemudahan diterima dan efektifitas pemakaian sistem kelak oleh user
•    Kelanggengan hidup sistem dimasa mendatang
•    Hubungan dengan proyek sistem lain yang juga direncanakan
•    Kebutuhan yang mendesak untuk memperbaiki kondisi yang sudah tidak dapat ditolerir lagi.
Kriteria irrasional adalah :
    Minat dan daya tarik masing2 menejemen yang berkuasa
    Kebanggaan yang akan ditunjukkan.
6.    Membuat laporan perencanaan sistem
7.    Meminta persetujuan manajemen

    Menentukan proyek-proyek sistem yang akan dikembangkan yang dilakukan oleh komite pengarah
    1. Menunjuk team analis
    2.    Mengumumkan proyek     pengembangan sistem
    Mendefinisikan proyek-proyek sistem dikembangkan yang dilakukan oleh analis sistem
    1.    Mengidentifikasi kembali ruang     lingkup dan sasaran proyek sistem
    2.    Melakukan Studi kelayakan
        - Memahami operasi dari sistem yang lama   
( mengapa operasi pada sistem lama hrs dipahami?)

- Menentukan kebutuhan-  kebutuhan pemakai sistem secara garis besar untuk dapat mencapai  sasaran sistem ini
- Menentukan permasalahan-permasalahan yang terjadi sehingga sistem yang lama belum dapat mencapai sasaran yang diinginkan ini


    3. Menilai Kelayakan Proyek Sistem
         ( TELOS )
         - Kelayakan teknik
a.    Ketersediaan teknologi dipasaran
b.    Ketersediaan ahli untuk mengoperasikannya
         - Kelayakan Operasi
a.    Kemampuan personil
b.    Kemampuan operasi sistem untuk menghasilkan informasi
c.    Kemampuan mengendalikan operasi sistem
d.    Effesiensi sitem
       
        - Kelayakan Jadwal
         - Kelayakan ekonomi
a.    Besarnya dana yang diperlukan untuk mengembangkan sistem
b.    Manfaat yang diperoleh dari sistem
         - Kelayakan Hukum
    4. Membuat Usulan Proyek Sistem
    5. Meminta Persetujuan Manajemen

Selasa, 25 Oktober 2016

perbedaan waterfall dan sdlc



·         Waterfall Model
Yakni sebuah desain  proses yang sequensial (berurutan) yang dalam progressnya terlihat seperti aliran air ter-jun (waterfall) dari proses perancangan konsep, inisialisasi project, alanisis, desain, pembuatan system (coding), testing, produksi/implementasi dan perawatan (maintenance).

Beberapa prinsip utama dari model ini yakni[2]:
• Project dibagi-bagi dalam beberapa fase yang saling berurutan.
• Penekanan  pada  perencanaan,   jadwal  (schedule), deadline, budget, dan implementasi keseluruhan sis-
tem sekaligus.
• Kontrol yang ketat dalam siklus hidup project dengan menggunakan bantuan dokumentasi tertulis.

Kelebihan dari metode ini yakni:
• Mudah dimengerti, mudah digunakan,
• Requirement dari sistem bersifat stabil,
• Baik dalam manajemen kontrol,
• Bekerja dengan baik ketika kualitas lebih diutamakan dibandingkan dengan biaya dan jadwal (deadline).
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2VVvIt5QzsaLiYC2n3Q7nfy4vmfi63RYFzFl04KqzFwTwO1A4KglcjmC9mnITy19UXgQoOo6WA1Sqm9JbgX82Y0xKBLoIOb90R_A1dHC2Oez7JX8mt68HCtjEXvU8ed7VJDmjc1wQMGMy/s200/Three_software_development_patterns.png

Gambar 1. Tiga metode klasik dalam pengembangan perangkat lunak (Waterfall, Prototyping dan Spiral)

Selain kelebihan-kelebihan di atas, model Waterfall ini memiliki kekurangan yang sangat banyak.  Dikarenakan sangat banyak tim yang telah mengimplementasikan projectnya dengan menggunakan model ini. Beberapa diantara kekurangannya itu yakni:
• Semua  kebutuhan  sistem  harus  diketahui  terlebih dahulu,
• Penenyahan  dari  setiap  fase  ke  fase  lainnya  dapat dikatakan statis (tidak fleksible)
• Dapat memberikan kesan palsu dari progresnya.
• Tidak menunjukkan menunjukkan prinsif ”ProblemSolving”  dalam  Pengembangan  Perangkat  Lunak
dikarenakan fase yang harus berurut.
• Integrasi sekaligus di akhir sistem.
• Customer hanya memiliki sedikit kesempatan untuk melihat dan mereview sistem (yakni di akhir project).
• Resiko sangat tinggi, karena testing hanya dilakukan pada  setiap  akhir  fase,  bahkan  tidak  jarang  testing hanya dilakukan di akhir-akhir project.
• Membutuhkan waktu yang cukup lama (walaupun projectnya tidak terlalu besar).
• Perubahan  requirement  dapat  merubah  keseluruhan proses yang telah dilaksanakan.

·        SDLC

SDLC (Systems Development Life Cycle, Siklus Hidup Pengembangan Sistem) atau Systems Life Cycle (Siklus Hidup Sistem)
Dalam rekayasa sistem dan rekayasa perangkat lunak, adalah proses pembuatan dan pengubahan sistem serta model dan metodologi yang digunakan untuk mengembangkan sistem-sistem tersebut. Konsep ini umumnya merujuk pada sistem komputer atau informasi. SDLC juga merupakan pola yang diambil untuk mengembangkan sistem perangkat lunak, yang terdiri dari tahap-tahap: rencana(planning),analisa (analysis), desain (design), implementasi (implementation), uji coba (testing) dan pengelolaan (maintenance). Dalam rekayasa perangkat lunak, konsep SDLC mendasari berbagai jenis metodologi pengembangan perangkat lunak. Metodologi-metodologi ini membentuk suatu kerangka kerja untuk perencanaan dan pengendalian pembuatan sistem informasi, yaitu proses pengembangan perangkat lunak. Terdapat 3 jenis metode siklus hidup sistem yang paling banyak digunakan, yakni: siklus hidup sistem tradisional (traditional system life cycle), siklus hidup menggunakan protoyping (life cycle using prototyping), dan siklus hidup sistem orientasi objek (object-oriented system life cycle).

Metodologi pengembangan sistem



A.      Metodologi Pengembangan Sistem
1.        Pengertian Metodologi Pengembangan Sistem
Metodologi pengembangan system adalah suatu proses pengembangan system yang formal dan presisi yang mendefinisikan serangkaian aktivitas, metode, best practices dan tools yang terautomasi bagi para pengembang dan manager proyek dalam rangka mengembangkan dan merawat sebagai keseluruhan system informasi atau software.

2.        Alasan perlunya Metodologi Pengembangan System adalah:
1)      Menjamin adanya konsistensi proses.
2)      Dapat diterapkan dalam berbagai jenis proyek.
3)      Mengurangi resiko kesalahan dan pengambilan jalan pintas.
4)      Menuntut adanya dokumentasi yang konsisten yang bermanfaat bagi personal baru dalam timproyek.

B.       Macam-Macam Metodologi Pengembangan System
1.        Metode System Development Life Cycle (SLDC)
Metode ini adalah metode pengembangan sistem informasi yang pertama kali digunakan makanya disebut dengan metode tradisional. Metode ini prototype Adalah tahap-tahapan pekerjaan yang dilakukan oleh analis sistem dan programer dalam membangun sistem informasi.
a.      Tahap-tahap SLDC yaitu:
·         Melakukan survey dan menilai kelayakan proyek pengembangan sistem informasi.
·         Mempelajari dan menganalisis sistem informasi yang sedang berjalan.
·         Menentukan permintaan pemakai sistem informasi.
·         Memilih solusi atau pemecahan masalah yang paling baik.
·         Menentukan perangkat keras dan perangkat lunak computer.
·         Merancang sistem informasi baru.
·         Mengkomunikasikan dan mengimplementasikan sistem informasi baru.
·         Memelihara dan melakukan perbaikan/peningkatan sistem informasi baru.

b.      Kelebihan dan Kekurangan
·         Kelebihan
o   Mudah diaplikasikan.
o   Memberikan template tentang metode analisis, desain, pengkodean, pengujian, dan pemeliharaan.

·         Kekurangan
o   Jarang sekali proyek riil mengikuti aliran sekuensial yang dianjurkan model karena model ini bisa melakukan itersi tidak langsung.
o   Pelanggan sulit untuk menyatakan kebutuhan secara eksplisit sehingga sulit untuk megakomodasi ketidakpastian pada saat awal proyek.
o   Pelanggan harus bersikap sabar karena harus menunggu sampai akhir proyek dilalui. Sebuah kesalahan jika tidak diketahui dari awal akan menjadi masalah besar karena harus mengulang dari awal.
o   Pengembang sering malakukan penundaan yang tidak perlu karena anggota tim proyek harus menunggu tim lain untuk melengkapi tugas karena memiliki ketergantungan hal ini menyebabkan penggunaan waktu tidak efesien.


2.        Model WATERFALL
Sering juga disebut model Sequential Linier. Metode pengembangan sistem yang paling tua dan paling sederhana. Cocok untuk pengembangan perangkat lunak dengan spesifikasi yang tidak berubah-ubah. Model ini menyediakan pendekatan alur hidup perangkat lunak secara sequential atau terurut dimulai dari analisa, desain, pengkodean, pengujian dan tahap pendukung
a.      Tahap-Tahap Metode WATERFALL:
·         Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak
·         Desain
·         Pembuatan Kode Program
·         Pengujian
·         Pendukung atau Pemeliharaan
b.      Kelebihan dan Kekurangan Metode Waterfall

·         Kelebihan
o   Kualitas dari sistem yang dihasilkan akan baik. Ini dikarenakan oleh pelaksanaannya secara bertahap. Sehingga tidak terfokus pada tahapan tertentu.
o   Dokumen pengembangan sistem sangat terorganisir, karena setiap fase harus terselesaikan dengan lengkap sebelum melangkah ke fase berikutnya. Jadi setiap fase atau tahapan akan mempunyai dokumen tertentu.
·         Kekurangan
o    Diperlukan majemen yang baik, karena proses pengembangan tidak dapat dilakukan secara berulang sebelum terjadinya suatu produk.
o   Kesalahan kecil akan menjadi masalah besar jika tidak diketahui sejak awal pengembangan.
o   Pelanggan sulit menyatakan kebutuhan secara eksplisit sehingga tidak dapat mengakomodasi ketidakpastian pada saat awal pengembangan.
  
3.        Model Prototyping
a.      Tahapan-tahapan Model Prototyping
·         Pengumpulan Kebutuhan
·         Membangun Prototyping
·         Menggunakan Sistem
·         Mengkodekan Sistem
·          Menguji Sistem
·         Evaluasi Sistem
·         Evaluasi Protoptyping

b.      Kelebihan dan Kekurangan
·         Kelebihan
o    Prototype melibatkan user dalam analisa dan desain.
o   Punya kemampuan menangkap requirement secara konkret.
o   Digunakan untuk memperluas SDLC.
·         Kekurangan
o   Proses analisis dan perancangan terlalu singkat.
o   Mengesampingkan alternatif pemecahan masalah.
o   Bisanya kurang fleksible dalam mengahdapi perubahan.
o   Protitype yang dihasilkan tidak selamanya mudah dirubah dan cepat selesai.

4.        Model RAD (Rapid Application Development)
a.      Tahapan-tahapan Model RAD
·         Bussiness Modelling
·         Testing and Turnover
·         Aplication Generation
·         Process Modelling
·         Data Modelling

b.      Kelebihan dan Kekurangan
·         Kelebihan
o   RAD mengikuti tahapan pengembangan sistem sepeti umumnya, tetapi mempunyai kemampuan untuk menggunakan kembali komponen yang ada (reusable object).
o   Setiap fungsi dapat dimodulkan dalam waktu tertentu dan dapat dibicarakan oleh tim RAD yang terpisah dan kemudian diintegrasikan sehingga waktunya lebih efesien.
·         Kekurangan
o   Tidak cocok untuk proyek skala besar
o   Proyek bisa gagal karena waktu yang disepakati tidak dipenuhi.
o   Sistem yang tidak bisa dimodularisasi tidak cocok untuk model ini.
o   Resiko teknis yang tinggi juga kurang cocok untuk model ini

5.        Model Spiral
a.      Tahapan-tahapan Model Spiral
·         Komunikasi Pelanggan
·         Perencanaan
·         Analisis Resiko
·         Perekayasaan
·         Konstruksi dan Peluncuran
·         Evaluasi Pelanggan

b.      Kelebihan dan Kekurangan
·         Kelebihan
o   Dapat disesuaikan agar perangkat lunak bisa dipakai selama hidup perangkat lunak komputer.
o   Lebih cocok untuk pengembangan sistem dan perangkat lunak skala besar
o   Pengembang dan pemakai dapat lebih mudah memahami dan bereaksi terhadap resiko setiap tingkat evolusi karena perangkat lunak terus bekerja selama proses
o   Menggunakan prototipe sebagai mekanisme pengurangan resiko dan pada setiap keadaan di dalam evolusi produk.
o   Tetap mengikuti langkah-langkah dalam siklus kehidupan klasik dan memasukkannya ke dalam kerangka kerja iterative.
o   Membutuhkan pertimbangan langsung terhadp resiko teknis sehingga mengurangi resiko sebelum menjadi permaslahan yang serius.
·         Kekurangan
o   Sulit untuk menyakinkan pelanggan bahwa pendekatan evolusioner ini bisa dikontrol.
o   Memerlukan penaksiran resiko yang masuk akal dan akan menjadi masalah yang serius jika resiko mayor tidak ditemukan dan diatur.
o   Butuh waktu lama untuk menerapkan paradigma ini menuju kepastian yang absolute


6.        Object Oriented Technology
a.      Tahapan-Tahapan Object Oriented Technologydalam OMT ini adalah:
·         Model Objek
·         Model Dinamis
·         Model Fungsional

b.      Kelebihan dan Kekurangan Object Oriented Technology

·         Kelebihan
o   Uniformity, OMT memungkinkan merancangn user interface secara terintegrasi bersama dengan perancangan perangkat lunak sekaligus dengan perancangan basis data.
o   Understandability, Kode-kode yang dihasilkan dapat diorganisasi ke dalam kelas-kels yang berhubungan dengan masalah sesungguhnya sehingga lebih mudah dipahami.
o   Stability, Kode program yang dihasilkan relatif stabil sebab mendekati permasalahn sesungguhnya dilapangan.
o   Reusability, Dimungkinkan penggunaan kembali kode-kode sehingga akan mempercepat waktu pengembangan perangkat lunak.

·         Kelemahan
Metode berorientasi objek merupakan konsep yang relatif baru sehingga belum ada standar yang diterima semua pihak dalam menentukan tool apa yang digunakan sebagai dasar analisi serat perancangan perangkat lunak.

7.        Metode End-user Development
a.      Tahapan-tahapan EUD
·         Tahap inisasi (initiation), Yaitu tahap dimana organisasi(perusahaan) mulai pertama kali mngenal teknologi informasi.
·         Tahap ketularan (contagion)
·         Tahap kendali (control)
·         Tahap matang (mature)

b.      Kelebihan dan Kekurangan
·         Kelebihan
o   Dapat menghindari permasalahan kemacetan di departemen sistem informasi.
o   Kebutuhan pemakai sistem dapat lebih terpenuhi karena dapat dikembangkan sendiri oleh pemakai.
o   Menambah atau meningkatkan partisifasi aktif pemakai dalam proses pengembangan sistemnya sehingga akan ada kepuasan sendiri dari pemakai sistem.
o   Dapat menambah kualitas pemahaman pemakai terhadap aplikasi yang dikembangkan serta teknollogi yang digunakan dalam sistem.
·         Kekurangan
o   Karena pemakai sistem harus mengembangkan aplikasinya sendiri, maka dalam hal ini pemakai sekaligus pengembang sistem dituntut untuk memiliki pemahaman mengenai teknologi informasi (computer literacy) serta pemahaman tentang pengembangan sistem infomasi.
o   End user computing memiliki resiko dapat menggangu bahkan merusak system informasi di luar yang dikembangkan oleh pemakai sistem.
o   End user computing pasti akan berhadapan dengan maslah kemampuan teknis pemakai sekaligus pengembang sistem.